Oleh Budi
Siswanto
Aku adalah dimana aku tidak seperti sekarang ini. Ya... bisa dikatakan
seperti itu. Aku dulu tidak seberani hari ini, dulu aku tidak sok tahu seperti
sekarang ini, tapi mungkin itulah yang dinamakan mengikuti perubahan dan
perkembangan zaman. Impianku dulu mungkin hanya sebatas atap rumahku yang hanya
bisa digapai oleh seseorang yang sudah dewasa. Impianku dulu mungkin hanya
sebatas impian anak-anak desa yang tidak berani memimpikan hal-hal yang besar.
Sekarang aku sudah dewasa, sudah mengetahui tentang hal yang baik untuk
hidupku dan mana yang kurang baik untuk aku jalani. Ibarat aku sudah mengetahui
mana arah menuju barat dan mana yang menuju timur, tentu saja juga sudah
mengetahui seperti apa (perempuan yang cantik dan imut) ataupun (Pria tampan
dan gagah).
Aku mungkin munafik dengan hal-hal kecil yang telah aku lupakan. Karena aku
hanya memandang hal-hal besar sebagai acuanku. Ada pepatah mengatakan bahwa
"melupakan hal-hal kecil tidak akan meraih hal-hal yang besar".
Walaupun tidak tahu siapa yang pertama kali mencetuskan pepatah itu, tapi nampaknya
pepatah itu memang benar bahwa hal-hal kecil harus kita perhatikan untuk
mencapai hal-hal besar.
Inilah aku. Yang tak sebeken artis-artis ibukota, yang tak serwibawa
pejabat negara, yang tak sekaya dewan-dewan rakyat dan para pengusaha dan yang
tak sepintar ilmuwan-ilmuwan sekelas dunia. Tapi aku bangga menjadi diriku
sendiri, bangga dengan apa yang aku miliki sekarang, meskipun apa-apa yang aku punya belum pantas untuk aku
banggakan.
Karena hakikatnya semua yang ada pada kita adalah amanah dari Sang Adhi
Kodrati. Aku bangga menjadi siswa Jendra melalui PURI ASIH-Nya dan karena-
Puri-Asihlah hingga sampai saat ini aku masih bisa menikmati apapun yang telah
di berikan oleh Sang Adhi Kodrati kepadaku......Cinta, Keluarga baru dan
Persaudaraan dalam puri Asih.
Trimakasih aku masih diberi kesempatan untuk menyukuri hal ini.
Salam _/|\_
Rahayu