Tulisan Sebelumnya : Rahasi Kerberuntungan (10)
“THE
GREATEST MONEY MAKING SECRET IN HISTORY” karya Joe Vitale
Sesudah membaca buku itu semalaman, keesokan
harinya saya berikan satu lembar uang Rp.50.000an, satu-satunya milik saya saat
itu, kepada orang pertama yang menggerakkan hati saya untuk memberi pada hari
itu.
Kebetulan orangnya adalah anak dari murid saya
sendiri, yang pagi itu bermandikan keringat ketika menyelesaikan pekerjaannya
membantu ayahnya di sawah.
Sebelumnya saya tidak pernah memperhatikan hal
ini, biasanya saya selalu berpikir, "Wajarlah dia kalau bekerja keras. Itu kan memang sudah pekerjaannya.
Kalau mau sukses, ya memang harus
mau kerja keras, dan toh kalau waktunya panen padi sudah tiba, yang dapat
bagian dari juragannya juga dia sendiri."
Sebelumnya saya lupa, bahwa kalau dipikir-pikir saya
saja yang berpenghasilan 5 kali lipat darinya masih (merasa) kekurangan,
apalagi dia yang hanya anak dari seorang buruh tani.
Saya juga tidak paham pada saat itu, kalau
bekerja keras memang salah satu kunci sukses, seharusnya para kuli bangunan,
pembantu rumah tangga, dan tukang becak memiliki taraf hidup lebih nyaman dari
saya.
Setiap hari, mereka, para buruh, pembantu dan
kuli batu jungkir balik tiada henti-hentinya bekerja keras, tiada habisnya
melayani kemauan majikan mereka, dari bangun tidur sampai tidur lagi.
Maka saya dengan ihklas tarik lembaran uang Rp
50ribu tadi dari dompet dan saya berikan padanya. Jumlah sedekah paling besar
yang pernah saya berikan pada seseorang di luar keluarga saya pada saat itu.
Saya merasakan bahagia luar biasa pada waktu itu,
air mata haru nyaris tidak terbendung ketika melihat mata anak murid saya
terbelalak melihat uang yang saya sodorkan untuknya, dan saya melihat senyum
bahagia terpancar di raut wajahnya sesudah itu.
Alangkah senangnya hati saya saat itu. Bisa
membuat orang lain berbahagia. Saya berpikir mungkin ini yang disebut sebagai
imbalan berlipat ganda. Sebuah perasaan nikmat dan bahagia yang tidak ternilai
karena telah membahagiakan orang.
Tapi ternyata saya salah lagi, imbalan 10 kali
lipat yang dijanjikan Tuhan itu, bukan ibarat, peribahasa atau metafora saja.
Tapi benar-benar nyata, konkrit dan real. Meskii, tidak selalu langsung
diberikan-Nya pada saat itu juga.
Kira-kira hanya seminggu berselang, saya mendapat
surat dari manajeman bisnis MLM yang saya tekuni saat itu dan lambat sekali
pergerakannya (seret), bahwa tiba-tiba transaksi grup saya melonjak
naik. Sehingga bulan itu saya mendapat pasif income dari komisi
sejumlah, berapa coba tebak?, benar, angkanya sekitar itu. Tepatnya Rp.
515.750,-. Itu jumlah komisi bersih yang saya terima dari hasil grup bulan itu.
(Sepuluh kali lipat dari sedekah saya jedah seminggu dari sebelumnya).
Coba bayangkan, setelah dua tahun bergabung, dan
tidak pernah mendapat hasil selain dari selisih harga beli dan jual produk,
bulan itu saya dapat komisi awal sebagai pasive income saya, benar-benar sebuah
penghasilan pasif hingga saat ini sudah
memasuki tahun ke 5 saya menerimanya.
Dan walaupun saat itu akhir bulan, uang sudah
sangat menipis di dompet saya, (uang paling besar sudah saya berikan pada anak
murid saya), ternyata kami sekeluarga masih bisa makan seperti biasa. Ada saja
caranya. Kantin mie ayam kami minggu itu juga mendadak jadi ramai sekali
pengunjungnya dan penghasilan tidak terduga kami sangat-sangat lumayan.
Tuhan benar-benar sudah mengatur semuanya untuk
menjaga siapa saja yang mempercayai-Nya. Nah itu awalnya. Sesudah tahu satu
"rahasia kecil" ini, tidak terbendung lagi aliran kran rejeki
saya. Tapi dengan satu catatan, bahawa saya tidak pernah berhenti memberi.
Karena, sekali kita berhenti
memberi, maka aliran rejeki itu juga akan tersendat lagi.
Anda akan selalu mendapat lebih banyak
Semakin banyak Anda memberi, semakin banyak yang
akan Anda terima. Berasal dari hitung-hitungan bodoh kita tadi, paling tidak 10 kali lipatnya yang
akan kembali kepada kita.
Coba, mana ada investasi lain yang memberikan
pengembalian lebih besar dari ini? Yang mendekati saja tidak ada.
Nah, karenanya, rahasia inilah yang harus
dipahami siapapun yang ingin menaikkan kesejahteraan ekonominya. Siapapun,
miskin atau kaya, kalau ingin kaya atau makin kaya, harus mau (berani) memberi.
Karena betapapun miskinnya mereka, mereka akan
terus miskin, atau bahkan semakin miskin, selama mereka masih belum berani
memberi. Belum berani memberi, secara spiritual, sama artinya dengan belum siap
mengakui kekayaan Tuhan, yang berarti belum siap juga menerima kekayaan
dari-NYA.
Anda tidak perlu memberi banyak. Karena berapapun
yang Anda berikan, akan dikembalikan kepada Anda
10 kali lipat.
Dengan memakai hukum ini, penghasilan Anda yang
kecil justru akan jadi membesar bila diberikan. Katakan penghasilan harian Anda
cuma Rp. 20.000,- atau kurang, Anda bisa-kan?menyisihkan barang seribu rupiah
untuk memberi orang lain?
Anda harus mampu berpikir bahwa Anda kaya
serta sanggup memberi, maka Tuhan akan mempercayakan kepada Anda jumlah
kekayaan yang lebih besar lagi. Jadi semakin banyak kita memberi, semakin
banyaklah yang kembali kepada kita. Ikuti terus blog ini, jika Anda merasa
termotivasi, segera share atau bagikan alamat blog ini untuk orang terdekat
Anda. Jangan
tinggalkan blog ini, sebab saya segera melanjutkan tulisan saya di bagian 12.
Salam Kejawen _()_ Salam Rahayu
Tulisan Berikutnya : Rahasia Keberuntungan (bag 12)