(Prosesi Memutus Arwah Cacat dalam Keluarga)
Oleh Budi Siswanto
Pengantar
Dalam Kaweruh
Jendra Hayuningrat kita dituntun untuk mengenal adanya arwah cacad dalam diri
kita. Bukan sekedar mengenal ataupun mengenali bahwa dalam diri pribadi kita
telah bersemayam arwah cacat. Akan tetapi Kaweruh Jendra Hayuningrat juga
mengajarkan tata cara atau prosesi pemutusan hubungan seseorang dengan arwah
cacat tersebut.
Riwayat
Setiap insan
didunia ini memiliki hak yang sama dalam mengarungi bahtera kehidupannan, baik
secara pribadi (sendiri-sendiri) ataupun berkelompok. Misalkan layak untuk
memiliki tempat tinggal yang layak, memiliki hak untuk hidup damai, berkeluarga
dan menjalankan semua keinginan-keinginannya selama tidak bertentangan dengan
kehendak alam semesta ini.
Ditengah-tengah carut marutnya
kehidupan, kita lupa bahwa kita tidak hidup sendiri dalam dunia ini. Kita
selalu berfikir bahwa kehendak kita semuanya harus terjadi, walaupun kehendak
itu melawan kodrat alam. Hal inilah yang menghalang-halangi seseorang untuk
kembali ke alam kelanggengan, serta mendapatkan kenikmatan sorgawi atau nirwana
disana.
Tak satupun agama samawi mengajarkan
tentang reingkarnasi atau terlahir kembali kedunia ini, namun semua agama di
dunia ini mengajarkan kepada semua umatnya untuk menahan diri, bersabar dan
ihklas. Agar perjalanannya kelak saat mengalami sekaratul-maut dan pindah tepat
menuju ke Alam Ketuhanan, tidak mengalami hambatan alias lancar-lancar saja.
Berbicara tentang mulusnya
perjalanan hidup seeorang didunia ini. Tak seorangpun yang tahu tentang catatan-catatan
Tuhan terhadap pribadi orang tersebut, walaupun kita semua tahu bahwa setiap
orang yang hidup didunia ini pasti memiliki catatan selama menjalani kehidupan
ini, baik yang menduka-kan maupun yang men-suka-kan.
Bertolak
dari tidak adanya catatan Tuhan itu, maka ada beberapa insan manusia yang
dengan sengaja ataupun tidak sengaja telah melakukan perbuatan-perbuatan yang
telah merugikan orang lain bahkan melanggar norma-norma susila. Hal ini
berdampak pada anak-cucu yang ditinggalkan, baik yang disadari ataupun tidak.
Sehingga ada beberapa orang menyebutnya sebagai karma atau balasan atas semua
musibah, kesialan atau ketidak-beruntungan seseorang dalam hidupnya, itu semua
merupakan balasan atas apapun yang telah kakek buyutnya perbuat dimasa silam.
Belajar
melalui Arwah Suci guru-guru Kaweruh Jendra Hayuningrat, semua siswa Jendra
diajarkan bagaimana cara menanggulangi masalah atau peristiwa hidup yang
bersifat merugikan hidup seseorang, baik secara rohani maupun secara jasmani.
Misalkan sudah lama berumah-tangga namun belum memiliki pekerjaan ataupun
penghasilan tetap bahkan masih menganggur, belum memiliki rumah sendiri, belum
diberi seorang putra/putri, sudah cukup umur namun belum juga menikah. Ada
seseorang yang sudah uzur usianya, namun masih terus memikirkan nasib
putra-putrinya yang tak kunjung lepas dari pangkuan orang tuanya walaupun sudah
berumah-tangga. dan masih banyak lagi
contoh-contoh yang lainya.
Hal tersebut diatas bisa terjadi
dalam hidup seseorang, bukan karena kurangnya pendidikan formal, juga bukan
karena kurangnya modal hidup yang telah disiapkan oleh orang-tua atau
leluhurnya. Namun, semuanya itu terjadi karena sangat dipengaruhi oleh daya
spiritual leluhur-leluhurnya. Sekaligus tidak menutup kemungkinan, apapun yang
telah kita perbuat dimasa silam, akan menjadi daya spiritual dimasa yang akan
datang, yang keberadaanya sangat mempengaruhi hidup seseorang tersebut.
Dasar Pelaksanaan Junjung Derajad
Kaweruh Jendra Hayuningrat
mengajarkan, tidak sedikit Arwah leluhur yang terjebak didalam jiwa
anak-cucunya, kemudian keberadaannya ikut mengendalikan bahkan ada beberapa
yang telah mengambil-alih jalan hidup anak-cucunya. Sehingga melalui peristiawa
ini, kita akan melihat seolah-olah leluhur itu telah bangkit dan hidup kembali
didalam diri si anak-cucunya tersebut.
Contoh peristiwa
: Apabila ada seseorang yang melakukan tindakan bunuh-diri, hal ini bisa
diteliti memalui riwayat keluarga maupun leluhurnya. Bisa dipastikan salah
seorang leluhur baik dari jalur bapaknya atau jalur ibunya tentu ada yang
meninggal dengan cara bunuh-diri. Jika tidak demikian maka, sudah menjadi
sebuah kepastian bahwa : dalam keluarga ini akan terlahir seorang calon jabang
bayi, yang memiliki ciri-ciri adanya arwah cacat.
Demikian pula
halnya dengan perceraian dalam rumah-tangga, hidup melanggar susila, derajad,
pangkat, perjodohan, penyakit maupun cara meninggal seseorang. Semuanya
dipengaruhi oleh arwah leluhur dan kelak dikemudian hari, akan memberikan
pengaruh kepada anak-cucunya sendiri.
Pelaksanaan Junjung Derajad
Merupakan salah
satu prosesi ritual dari sekian banyak prosesi ritual yang merupakan ajaran
peninggalan leluhur yang dilestarikan melalui pengajaran Kaweruh Jendra
Hayuningrat. Junjung Derajad tak ubahnya sama dengan Ritual Penyempurnaan
Arwah, yang dapat membantu seseorang, terutama mereka yang mengalami hambatan dalam
mencapai ke-hidupan makmurnya.
Melalui ritual
Junjung Derajad, arwah cacat yang selama ini telah mengendalikan hidup
seseorang, akan dilepaskan oleh sebuah ritual dari kemelekatannya atau
kecintaanya terhadap dunia ini. Karena tanpa disadari oleh leluhur tersebut
bahwa, keberadaanya di dunia ini telah menyulitkan dan bahkan meresahkan
anak-cucunya dalam mengarungi bahtera kehidupan-nya.
Keuntungan dalam mengikuti Ritual Junjung Derajad
Seseorang yang sudah
menjalani ritual Junjung Derajad, ibarat sebuah hutang sudah tidak memiliki
tanggungan lagi. Karena leluhur yang selama ini diyakini masih tinggal dan diam
bersama-sama kita, tidak akan pernah menganggu lagi dan bahkan keberadaanya
sudah disempurnakan sekaligus arwahnya sudah dihantarkan oleh sebuah ilmu
Penyempurna Arwa untuk menghadap ke-Hadirat-Nya.
Penutup
Demikianlah
petikan pengajaran Kaweruh Jendra Hayuningrat tentang Penyempurna Arwah atau
Penyempurnah Suksma. Berawal dari sebuah peristiwa hidup yang tidak lazim telah
terjadi dalam kehidupan seseorang, maka Kaweruh Jendra Hayuningrat menggelar
ritual Penyempurnah Arwa cacat, guna menjunjung dan meninggikan derajad
seseorang yang telah dinistakan oleh leluhurnya untuk disempurnakan
keberadaannya.
Salam_()_ Rahayu